Friday, November 29, 2013

Herbert Kilpin

Herbert Kilpin (24 Januari 1870 - 22 Oktober 1916) adalah seorang pelopor sepak bola Inggris, pemain dan manajer. Ia dikenal sebagai pendiri klub Italia AC Milan.
Helbert adalah bungsu dari sembilan bersaudara, yang lahir dari pasangan Edward Kilpin dan Sarah Smith, di sebuah rumah sekaligus toko daging milik Edward yang beralamat di 129 Mansfield Road, Nottingham, Inggris. Tumbuh sebagai anak tukang daging (seorang tukang daging jaman itu adalah seorang yang kaya), membuat Kilpin kecil memiliki kesempatan untuk sekolah dan belajar ilmu perdagangan dalam industri tekstil. Dan setelah setelah menyelesaikan studinya, Kilpin bekerja sebagai seorang asisten di sebuah gudang tekstil renda di kota itu. (Nottingham terkenal karena industri tekstil renda).
Masa remaja Kilpin adalah masa-masa di mana sepakbola, sebuah olahraga baru waktu itu, sedang naik daun dan dengan cepat memiliki banyak penggemar, termasuk Kilpin muda. Ia adalah seorang pemain bola yang handal, dan pada umur 13 tahun sudah menjadi pemain dari sebuah klub amatir yang kecil, Garibaldi Nottingham. Nama klub tersebut diambil dari nama pahlawan nasional Italia, Giuseppe Garibaldi. Warna merah adalah warna kebesaran klub tersebut, merujuk pada warna tradisional Garibaldi.
Karir Sepakbola

   Dari Inggris ke Italia
Karir sepakbola Kilpin yang melanjutkan ke Notts Olimpiade dan kemudian untuk St Andrews, tim gereja yang berbasis di dekat Forest Recreation Ground di Gregory Boulevard, di mana ia bermain sebagai bek dan gelandang.
Pada tahun 1891, Kilpin pindah ke Turin, di Italia, dalam rangka bekerja untuk Edoardo Bosio, seorang pedagang tekstil Italia-Swiss dengan link ke produsen renda Nottingham. Pada tahun yang sama mendirikan Internazionale Torino Bosio, diyakini menjadi yang pertama klub sepak bola Italia. Kilpin bermain untuk tim, menjadi pertama kalinya Inggris untuk bermain sepak bola di luar negeri. Selama waktu ini, ia juga mengambil bagian dalam dua edisi pertama dari Kejuaraan Sepak Bola Italia, kalah dua kali di final melawan Genoa.



Dan saat usai pertandingan, masih dengan mengenakan kostum Torino, Kilpin menghampiri kapten Genoa, Edoardo Pasteur, dan berjanji dengan penuh amarah :

"...a Milano formerò una squadra di diavoli che vi darà filo da torcere….!!"

“…di Milan aku akan membentuk skuad yang berisi “setan-setan” yang akan membuatmu menderita…!! “)

Cikal Bakal AC Milan

Pada tahun 1898, Kilpin pindah ke kota Milan bersama rekannya sesama orang Inggris, Samuel Richard Davies (kelak menjadi striker Milan). Di Milan, ia bekerja sebagai engineer di sebuah cabang perusahaan industri tekstil dan juga sebagai konsultan di banyak perusahaan di wilayah tersebut.

Kilpin sering mengunjungi American Bar dan berkenalan dengan beberapa warga Inggris di kota itu, salah satunya adalah Alfred Ormonde Edwards, mantan Wakil Konsul Kerajaan Inggris di Milan selama 10 tahun.


Dan pada tanggal 16 Desember 1899, di sebuah ruangan di Hotel du Nord dekat Stazione Centrale (sekarang bernama Hotel Principe di Savoia, di Piazza della Repubblica), Kilpin bersama dengan rekan-rekannya yang terdiri dari orang Inggris dan sejumlah orang Italia (mantan anggota klub Mediolanum), seperti Samuel Richard DaviesPenvhyn Liewellyn Patrick NevilleHenry Paulet Saint John MildmayBarnettDaniele dan Francesco Angeloni,Guido ValerioAntonio Dubini, dan Giulio Antonio Cederna, mendirikan Milan Football and Cricket Club.

Alfred Edwards dipilih menjadi Presiden yang pertama. Edward Nathan Berra menjadi Wakil Presiden serta mengelola section cricket sekaligus menjadi kaptennya, sementara pengelolaan section football diserahkan kepada David Allison.
(Namun di kemudian hari segala urusan di section football menjadi tanggung jawab Kilpin, menyusul pensiunnya Allison usai meraih scudetto pertama pada tahun 1901.)

Kilpin diangkat menjadi kapten pertama Rossoneri, dan juga sekaligus sebagai pelatih pertama, karena dianggap sebagai yang paling berpengalaman di antara mereka.
Namun kemudian Kilpin memberikan jabatan kapten tim, sebagai bentuk penghormatan, kepada pemain tertua di tim tersebut, David Allison, tapi hanya pada beberapa pertandingan awal saja. Sedangkan ia sendiri bertugas sebagai pemain merangkap pelatih.

Pemilihan warna dan design garis-garis pada seragam tim adalah buah karya dan warisan Kilpin hingga sekarang. Dan alam semesta pun sepertinya memang sudah dirancang bagi Kilpin dan Milan.

Warna Merah yang selalu dikaguminya sejak masih menjadi pemain Garibaldi Nottingham, sangat cocok dengan impiannya yaitu mendirikan klub yang berisi “Diavolo”, yang sangat bernuansa Merah(api).
Sedangkan warna Hitam yang adalah warna kostum yang menjadi tradisi dalam kehidupan sosial di kota Milan, sangat sesuai dengan simbol “Ketakutan / Rasa Takut” yang dirasakan lawan saat berjumpa dengan “Si Setan Merah”.

Inilah ucapan Kilpin mengenai penetapan warna kostum tim :

“ Saremo una squadra di diavoli. I nostri colori saranno il rosso come il fuoco e il nero come la paura che incuteremo agli avversari !! ”

(" Kami adalah tim yang terdiri dari “setan-setan”. Warna kami, merah bagaikan api, dan hitam bagaikan rasa takut yang menyerang lawan-lawan kami !!  ”)

Debut Kilpin bersama Milan (pertandingan pertama Milan sepanjang sejarah) adalah pada sebuah pertandingan persahabatan menghadapi Mediolanum, satu dari sekian banyak tim sekota Milan saat itu. Gol Allison dan Kilpin menutup pertandingan debut Milan itu dengan skor 2-0.

Sedangkan debut Kilpin di pertandingan resmi bersama Milan adalah, ironisnya, menghadapi mantan klub yang ikut didirikannya, Internazionale Torino. Milan kalah 0-3.

Kilpin sangat mencintai sepakbola dan Milan.
Ia menikah dengan Maria Capua pada tahun 1905. Pada malam pengantin mereka, Kilpin menerima telegram yang berisikan panggilan untuk bertanding menghadapi Grasshoppers Zurich di Genoa. Ia segera berangkat saat itu juga, tentunya tanpa sepengetahuan istrinya. Dan saat ia kembali sehabis bertanding, istrinya menangis. Bukan karena ditinggalkan saat malam pengantin, tapi karena ia tidak bisa mengenali lagi wajah suaminya yang bengkak dan babak belur, hidungnya patah akibat terkena tendangan kaki secara langsung yang luar biasa kerasnya.

Penuh antusias dan agresif, kegigihan serta semangat yang “buas”, fleksibel dengan rekan tim dan lawan, seorang pejuang yang nyata di lapangan, teknik yang sangat baik dipadukan dengan tekad yang besar dalam tackle dan penyerangan. Sepakbola adalah gairah hidup Kilpin.

Ucapan Kilpin sangat didengar oleh yang lain, penuh wibawa, seorang pemimpin yang tak melenceng sedikitpun dari sepakbola, tidak ada kompromi di lapangan, kinerja maksimum selama latihan, dan berdarah-darah dalam pertandingan. Jenderal yang memimpin menuju kemenangan dan kejayaan.

Sejak 1902, ia berpindah posisi ke area pertahanan, menjaga daerah dengan karakter yang kuat, seorang palang pintu yang sulit untuk diatasi. Ia adalah mimpi buruk bagi penyerang-penyerang lawan. Kilpin juga bertanggung jawab untuk mengarahkan pelatihan dan pemilihan pemain untuk bisa dimasukkan ke dalam skuad inti.

Ketika Milan menjadi kampiun Italia pada tahun 1901, Kilpin lah pemeran utamanya.
Dalam pertandingan yang berlangsung keras di semifinal melawan Juventus, ia mencetak gol penentu dan menang  3-2.
Di final, Milan berjumpa Genoa, tim yang menjadi musuh berbuyutan Kilpin.
Dan di pertandingan itu, ia mencetak satu gol, ketika menghempaskan Genoa 3-0 !!
Kilpin menepati janjinya kepada kapten Genoa !!!!!! 

Pada tahun 1908, Ia berhenti bermain dan memutuskan pensiun dari Milan, selain karena ada larangan bermain bagi pemain non-Italia dalam liga, alasan lain yang lebih kuat adalah kekecewaan Kilpin yang mendalam atas terjadinya perpecahan di tubuh Milan (pembentukan FC Internazionale).

Ia memainkan pertandingan resmi terakhirnya bersama Milan pada tanggal 12 April 1908, di lapangan Fratelli Bronzetti melawan Narcisse Sports Montreaux (Swiss) dan menang 4-3, lalu melawan Old Boys Basel pada tanggal 20 April 1908 pada pertandingan eksebisi merayakan Hari Raya Paskah.

Seusai pertandingan terakhirnya melawan Narcisse Sports Montreaux, ia kembali ke ruang ganti, dan berbisik dengan lirih : "Waktuku sudah selesai...... Sekarang saatnya untuk memberi jalan kepada yang muda."
Ia pensiun pada usia 38 tahun.

Kilpin bermain selama sembilan musim di Milan (1899-1908) dan sukses memenangkan tiga gelar Scudetto bagi Milan (190119061907). Ia bermain 23 kali, mencetak 8 gol.
Ia mendapat julukan “Lord atau Il Lord”.

Pensiun dan Kematian Kilpin


Herbert Kilpin's Tombstone
Kilpin pensiun pada tahun 1908 dan sedikit yang diketahui tentang hidupnya setelah itu. Pada tanggal 7. Januari 1905, ia menikah dengan Maria Beatrice Capua, lahir pada tahun 1871 di Lodi, Lombardy, Italia. Mereka tidak punya anak. Dalam sensus 1911 ia tinggal di via Giotto di Milan. Dia meninggal karena sirosis hati pada tanggal 22 Oktober 1916, usia hanya 46, mungkin karena minum dan merokok kebiasaannya. Selama tahun 1990-an seorang sejarawan amatir bernama Luigi La Rocca melacak Kilpin makam, yang sudah lama diyakini memiliki telah hilang, di Pemakaman Kota di Milan. Itu tidak mengacu pada namanya dan terletak di bagian dari pemakaman disediakan untuk Protestan. Oleh karena itu pada tahun 1999, tahun keseratus klub, AC Milan dibayar untuk batu nisan baru di Makam Monumental.Setelah petisi, pada tanggal 2 November 2010, Kilpin dilantik menjadi Famedio, bangunan utama dari kuburan, di mana makam kepribadian yang paling terkenal di kota ini berada.

Sumber :
Poto 1
Poto 2
Wikipedia
Herbert Kilpin






 

0 comments:

Post a Comment